Manuver Nekat Cak Imin Membuat Jokowi Naik Pitam-Surya Paloh Sumringah
Ketika itu baru menyampaikan tawaran kerja sama sebatas penjajakan awal. PKB belum berani mengikat Anies. Karena tekanan dari atas (Istana) keras sekali,” kata sumber itu pada kumparan. Selain itu pada saat yang sama, Anies Baswedan yang masih menjabat Gubernur DKI Jakarta pun belum memberikan jawaban. Semua serba-belum jelas.
Sejak setahun sebelumnya, 2021, gagasan duet Anies-Muhaimin telah datang dari sejumlah kiai, salah satunya KH Kholil As’ad Samsul, pimpinan Pondok Pesantren Wali Songo Situbondo di Jawa Timur. Usul itu disampaikan langsung oleh Kiai Kholil ke Cak Imin. Namun 13 Agustus 2022, PKB lebih dahulu memutuskan berkoalisi dengan Gerindra untuk mengusung Prabowo Subianto di bawah bendera Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).
Kekecewaan PKB saat itu ketika Prabowo bersafari ke para kiai di Jatim pada Mei lalu, ia menyatakan akan menggandeng PKB di Pilpres 2024, namun bukan Cak Imin yang akan dipilih cawapres. Para kiai yang ditemui Prabowo, menurut sumber itu, menolak keras apabila cawapres Prabowo bukan Muhaimin.
Terlebih di tengah jalan, tiba-tiba muncul nama Wali Kota Solo cum putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, sebagai cawapres Prabowo.
Sebelumnya pun Menteri BUMN Erick Thohir digadang-gadang sebagai cawapres Prabowo yang direstui Jokowi. Jokowi pernah meminta Prabowo melobi Cak Imin agar mau menerima Erick sebagai cawapres.
Muhaimin ketika itu mendapat tawaran upeti politik untuk menerima nama Erick. Upeti itu, menurut dua sumber kumparan, bernilai sekitar Rp 2 triliun. Namun, Cak Imin menolaknya.
Ketidakjelasan duet Prabowo-Muhaimin jelang jadwal pendaftaran capres-cawapres yang makin dekat, membuat PKB menimbang-nimbang alternatif koalisi lain, termasuk merapat ke koalisi Anies.
Alternatif lain yang ditimbang yakni bergabung dengan koalisi Ganjar Pranowo. Namun, berat bagi PKB untuk masuk ke koalisi Ganjar. Indikasinya, permintaan Cak Imin untuk bertemu Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri tak digubris. Cak Imin baru sebatas bertemu Ketua DPP PDIP Puan Maharani pada 27 Juli 2023.
PKB terus memikirkan opsi politik lain yang memungkinkan, termasuk dengan membentuk poros baru, yakni berkoalisi bersama Demokrat dan PPP dengan capres-cawapres Agus Harimurti Yudhoyono dan Cak Imin.
Momentum puncak PKB hengkang dari KKIR disebabkan keputusan sepihak Prabowo yang mengubah nama Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya menjadi Koalisi Indonesia Maju dalam acara HUT ke-25 PAN di Hotel Sultan Jakarta, 28 Agustus malam.
Prabowo menyepakati perubahan nama koalisi usai berbicara dengan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto sebelum HUT PAN dimulai. Ketika itu Cak Imin belum hadir di lokasi.
https://www.videosprofitnetwork.com/watch.xml?key=24625bfb8c3d583020bd1a3cba82e5eeSontak Cak Imin menjadi kurang sreg dengan cara Prabowo. Ia ketika itu secara implisit menyatakan bahwa ketika nama koalisi diubah, berarti koalisi yang sebelumnya (KKIR) otomatis bubar.
Selepas acara HUT PAN Cak Imin menemui Surya Paloh di kediaman sang Ketum NasDem di Permata Hijau, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Pertemuan berlangsung hingga Selasa dini hari (29/8) pukul 01.00 WIB, dan kedua partai tampak serius menjajaki koalisi. Pada pertemuan itu, Cak Imin ditantang Surya Paloh agar membuat keputusan dengan segera apakah bersedia jadi cawapres Anies atau tidak.
Sepulang dari kediaman Paloh, Cak Imin meminta seluruh pengurus PKB bergerak dan bertanya ke para kiai dan ulama, apakah keputusannya untuk bergabung dengan koalisi Anies sudah tepat. Ada sekitar 50 masyayikh (guru agung/sesepuh) yang dimintai pendapat.
Cak Imin saat itu bahkan mencari kiai NU yang sedang berada di Makkah untuk membantunya meminta petunjuk. Didapatlah nama KH Ahmad Badawi, Pengasuh Ponpes Darul Falah Kudus yang tengah di Makkah.
Di tengah proses itu, pada hari yang sama, 29 Agustus, perwakilan Anies di Tim 8 KPP, Sudirman Said, menemui Surya Paloh di NasDem Tower, Jakarta Pusat. Sembari makan siang, Sudirman hendak menyampaikan perkembangan koalisi setelah Anies dan Tim 8 bertemu petinggi tiap parpol pada 24–26 Agustus.
Sudirman saat itu bertanya ke Paloh kapan deklarasi Anies-AHY bisa digelar, sebab Anies telah menulis surat untuk meminang AHY sebagai cawapres pada 25 Agustus, dan Demokrat disebut meminta deklarasi digelar antara 3–10 September.
Jawaban Bang Surya, ‘Enggak mungkin. Saya harus katakan saya tidak siap.
Petang itu, Paloh bertemu lagi dengan Cak Imin di sebuah restoran. Di situlah dokumen kerja sama politik NasDem-PKB diteken. Perolehan suara PKB dan NasDem sudah memenuhi syarat pencalonan presiden, yakni minimal 20% kursi DPR atau 115 kursi.
Usai kesepakatan itu, Paloh kembali ke NasDem Tower dan memanggil Anies. Pintu ruangan lantas ditutup. Paloh dan Anies berbincang empat mata.
Paloh menyampaikan terjalinnya kesepakatan koalisi dengan PKB, dengan Cak Imin sebagai cawapres. Paloh menilai Cak Imin bisa menambal kekurangan kantong suara Anies di Jawa Timur dan Jawa Tengah, serta membawa masuk suara warga Nahdlatul Ulama.
Mendengar ucapan Paloh, Anies mulanya sempat syok, sebab rencana deklarasi capres-cawapres KKP sejak awal mengarah ke Anies-AHY.
Anies pun meminta Sudirman mencari waktu untuk bertemu PKS dan Demokrat guna memberi kabar terbaru soal koalisi dengan PKB itu. Di hari yang sama, menurut sumber di internal PKB, Anies sempat bertemu dengan Muhaimin.
Keesokannya, Rabu, 30 Agustus, Paloh dan Anies bertemu Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al-Jufri untuk memberi tahu info terbaru itu. Malam harinya, Anies pun bertemu elite DPP PKS untuk menjelaskan situasi itu. Sayangnya, komunikasi dengan Demokrat buntu. Esok lagi, 31 Agustus, Anies bersafari ke Jombang, Jawa Timur. Ia berziarah ke sejumlah makam tokoh NU, di antaranya makam KH Hasyim Asy'ari dan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Ponpes Tebuireng, makam KH Romli Tamim di Ponpes Darul ‘Ulum Rejoso Peterongan, dan makam KH Wahab Hasbullah di Ponpes Bahrul Ulum Tambakberas.
Di Jombang, Anies sekaligus sowan dan meminta doa ke ibunda Cak Imin, Nyai Hj. Muhassonah Iskandar, di Ponpes Mamba’ul Ma’arif, Denanyar. Bagi PKB, kunjungan Anies ke Jombang, khususnya ketika menemui ibunda Muhaimin, seolah merupakan pertanda keputusan mengusung Anies-Muhaimin telah direstui jalur “langitan”.
Setelah itu Paloh menemui Jokowi pada 31 Agustus untuk memberitahukan kesepakatan duet Anies-Muhaimin. Namun, Jokowi disinyalir tetap tak gembira dengan langkah itu. Bagaimanapun, PKB memutuskan mengambil risiko. “Dengan rencana pemanggilan Cak Imin oleh KPK, [Jokowi kelihatan] marah.
Dua hari usai deklarasi Anies-Muhaimin, Senin malam (4/9), Ketum PBNU Gus Yahya terlihat menemui Presiden Jokowi di Istana. Ia tak sendirian, melainkan bersama sejumlah petinggi PBNU. Sepulang bertemu dengan jokowi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf menegaskan bahwa NU tidak berpolitik praktis.
Comments